JAKARTA – Sejumlah perusahaan telekomunikasi ternyata tengah berlomba adu cepat menempatkan jaringan 5G di luar angkasa. Hal yang terkesan ajaib, tetapi begitulah faktanya.
Diolah dari ExtremeTech, Kamis (25/8/2022), saat ini banyak perusahaan telekomunikasi di dunia tengah berlomba untuk menyebarkan menara 5G yang belum sempurna di luar angkasa.
Tindakan ini, menyusul terbitnya pedoman untuk jaringan ‘non-terestrial’ di awal tahun. Salah satu langkah nyata telah dilakukan perusahaan Lynk Global.
Pada April 2022, perusahaan ini meluncurkan satelit komersial ‘direct-to-mobile pertamanya dengan roket Falcon 9 dan mengajukan izin kepada FCC untuk mengoperasikan layanan telepon seluler dari luar angkasa.
Perusahaan lain, AST SpaceMobile, baru saja mengumumkan bulan ini bahwa mereka berencana untuk meluncurkan menara ruang angkasa 5G eksperimental di musim gugur ini, bahkan berencana memiliki 20 armada yang mengorbit di tahun mendatang.
Sementara itu, Starlink melihat masalah ini dari sudut yang berbeda. Langkah memasang 5G di luar angkasa memang sudah memiliki konstelasi satelit untuk broadband, tetapi itu tidak dirancang untuk konektivitas langsung ke seluler.
Perusahaan Starlink diketahui sudah meminta FCC untuk membiarkannya beroperasi pada pita 2GHz, di mana itu sistem yang akan memanfaatkan teknologi dari akuisisi Swarm.
Spektrumnya saat ini dilisensikan ke Dish, menyiapkan apa yang bisa menjadi pertempuran hukum kontroversial lainnya di antara perusahaan seluler.
Perlu diketahui, telepon satelit bukanlah sesuatu yang baru, tetapi fungsi telepon satelit tradisional jauh dari telepon pintar saat ini.
Sistem ini, mengandalkan satelit geostasioner di orbit yang sangat tinggi, itu menghasilkan waktu tempuh sinyal yang diukur dalam ratusan milidetik.